Showing posts with label Jarkom. Show all posts
Showing posts with label Jarkom. Show all posts

Konfigurasi Dasar Router Mikrotik


Pada artikel sebelumnya saya sudah membahas apa itu mikrotik beserta penjelasan, sejarah serta fitur dan lisensinya, pada artikel ini saya akan memberikan sedikit saja gambaran untuk melakukan konfigurasi yang paling sering digunakan untuk pemula. Lets do it now !

  1. Hubungkan router mikrotik dengan PC kamu, menghubungkanya dengan menggunakan kabel UTP dengan tipe straight atau pun crossover. Pastikan LED indikator pada port jaringan router menyala artinya router mikrotik dan PC secara fisik sudah terhubung.
    Topologi
    Topologi
  2. Buka aplikasi winbox dari PC kamu, kalau belum memiliki aplikasi ini kamu bisa download di sini. Winbox sendiri adalah aplikasi untuk remote router mikrotik dengan model interface GUI, jadi akan sangat mudah bagi kamu yang baru belajar dengan mikrotik.
  3. Tunggu beberapa saat hingga winbox membaca router mikrotik yang terhubung dengan PC kamu, tandanya adalah seperti pada gambar dibawah. Kemudian klik pada bagian Mac Address mikrotik yang terhubung, secara default (bawaan) username mikrotik adalah admin dan password kosong.
    Scanning Identity
  4. Apabila router sudah pernah dikonfigurasikan dan gagal untuk masuk ke halaman utama konfigurasi winbox kamu bisa hard reset konfigurasi router terlebih dulu (klik disini).
  5. Dibawah ini adalah tampilan jendela konfigurasi winbox, pada bagian title bar menunjukan informasi user yang digunakan untuk login beserta mac address yang diakses, Mikrotik menunjukan hostname router,  winbox v6.36 adalah versi winbox yang digunakan, dan CHR (x86_64) adalah seri router mikrotik yang saya pakai (ini menggunakan virtual machine). Pada bagian samping kiri adalah list menu konfigurasi.
    Halaman Awal Winbox
  6. Sebelum memulai konfigurasi ada baiknya periksa terlebih dulu interface yang ada di router mikrotik, untuk melakukan ini kamu masuk ke menu interface, pada router ini memiliki 4 interface ethernet. 
  7. Atau kamu juga bisa mengubah nama tiap interface router dengan cara double klik pada nama interface yang akan diubah, pada kolom name tentukan dengan nama interface yang kamu inginkan agar mudah untuk mengingat.
  8. Ubah hostname router di menu system > identity, hal ini diperlukan untuk mempermudah mengidentifikasi nama perangkat yang kamu konfigurasi, ini diperlukan juga saat kamu memilih router yang akan kamu remote dengan winbox.
  9. Konfigurasikan IP Address untuk interface yang terhubung ke PC pada kasus ini yang terhubung adalah Ether1 yang tadi nama interfacenya saya ubah menjadi LAN. Masuk ke menu IP > Addresses > klik tombol + (add) > pada kolom address isi dengan IP Address : 192.168.1.1/24 ( /24 adalah prefix subnet mask) > pada kolom interface pilih nama interface kemdian OK. 
  10. Ubah IP Address PC kamu agar PC dapat terhubung ke mikrotik.
  11. Periksa koneksi dari PC ke mikrotik dengan cara buka program command prompt > ketikkan perintah ping 192.168.1.1, apabila hasil yang dimunculkan seperti dibawah artinya router dan PC telah terkonkesi.
  12. Logout dari winbox dengan klik menu exit, kemudian coba login kembali dengan membuka winbox. Ada perbedaan antara sebelum dan setelah router dikonfigurasi, informasi IP Address berubah dan identity (hostname) juga berubah.
    Pada kolom connect to isikan dengan IP Address router mikrotik, atau klik pada kolom IP address mikrotik yang terbaca dibawah. Kemudian coba login.
  13. Selesai, untuk menjaga kemanan router kamu memerlukan konfigurasi password dan hak akses user, dll. Kamu bisa baca di artikel sebelumnya yang sudah saya buat. (5 Keamanan Dasar Mikrotik




Apa itu Mikrotik ?


Logo Mikrotik
Logo Mikrotik
Sejarah
Mikrotik merupakan salah satu vendor router yang cukup familiar yang markasnya berada di Kota Riga, Latvia (Eropa Utara) yang di prakarsai oleh John Trully & Arnis Reikstins pada tahun 1996.

Mikrotik Founder
Mikrotik Founder
Mikrotik memiliki slogan “Routing the World” dengan ambisi untuk menjadi bagian penting dari komunikasi jaringan dunia, Mikrotik banyak sekali dipakai di industri kecil-menengah dan tak jarang industri skala enterprise juga memanfaatkan mikrotik untuk infrastruktur jaringannya. Harga untuk router mikrotik juga tidak terlalu mahal seperti perangkat-perangkat jaringan yang di jual oleh cisco mulai dari harga 400ribuan hingga jutaan rupiah, selain dari sisi harga konfigurasi router mikrotik juga mudah dipelajari dan banyak sekali mode dan media yang mendukung konfigurasi router mikrotik.
Mode konfigurasi router mikrotik
Mode konfigurasi router mikrotik
Jenis Mikrotik
Ada 2 jenis router yang dipasarkan oleh mikrotik yaitu Mikrotik RouterOS dan Mikrotik Routerboard, apasih routerOS dan RouterBoard itu ? RouterOS merupakan produk router mikrotik yang disdistribusikan dalam bentuk Sistem Operasi sehingga dapat install dalam PC/Desktop atau virtual machine yang banyak sekali mendukung driver untuk perangkat keras seperti Ethernet, Wireless Card, V35, ISDN, USB Mass Storage, USB 3G Modem, E1/T1. Sedangkan RouterBoard adalah varian dari mikrotik yang didistribusikan dalam bentuk built-in hardware yang didalamnya sudah terdapat sistem operasi routerOS dan tersedia dari kelas router Low-end hingga High-end Router, didalam routerBoard memiliki Processor, RAM, ROM, dan Flash Memory, dan Ethernet Card serta untuk seri tertentu terdapat Wireless Ethernet Card.
Tampilan Awal RouterOS di Desktop
Fitur dan Lisensi
Router mikrotik memiliki banyak fitur diantaranya Routing (RIP, OSPF, BGP, RIPng, OSPF v3), Firewall Filtering dan NAT, Tunneling (EoIP, PPTP, L2TP, PPPoE, SSTP, Open VPN), QoS/Bandwidth Management, User Management (DHCP Server, DHCP Relay, DHCP Client, Captive Portal, Radius), Real Time Tools (Torch, Watch Dog, Mac-Ping, MRTG, Sniffer).
Meskipun Mikrotik menyediakan sistem operasi berupa RouterOS tetapi kamu tidak bisa menggunakannya secara penuh, mikrotik hanya memberikan watu 24 Jam Lifetime (waktu hidup) untuk versi trialnya (percobaan), untuk memberikan full version kamu harus memiliki lisensi dan melakukan pembayaran kepada Mikrotik. Mikrotik memiliki beberapa level lisensi yaitu dari level 0 – 6 dan semakin tinggi level lisensi semakin banyak pula fitur yang didukung serta semakin mahal pula harga yang harus kamu bayar, berikut penjelasan untuk tiap level lisensi mikrotik.
Level Lisensi Mikrotik
Level Lisensi Mikrotik

  • Level 0 (Free) : Tidak memerlukan lisensi berbayar, tetapi penggunaan dibatasi hanya 24 Jam lifetime saja
  • Level 1 (Demo) : Pada level ini kamu hanya dapat melakukan konfigurasi standar router dengan 1 konfigurasi saja tiap fiturnya, namun untuk lifetime tidak dibatasi.
  • Level 3 : Lifetime tidak dibatasi tetapi ada pembatasan konfigurasi hotspot hanya dapat melayani 1 user active, dan untuk tunneling PPPoE, PPTP, L2TP dan Open VPN dibatasi hanya 200 konfigurasi.
  • Level 4 : dapat menangani hotspot user active hingga 200 user, tetapi konfigurasi tunneling masih sama seperti lisens level 3.
  • Level 5 : Dapat menangani hotspot user active hingga 500 user, serta peningkatan pada konfigurasi PPPoE, PPTP, dan L2TP hingga 500 konfigurasi dan pada Open VPN sudah unlimited.
  • Level 6 : semua service sudah terbuka tanpa ada batasan.
Seri Mikrotik
Mikrotik telah banyak mengeluarkan seri router baik RouterOS dan RouterBoard, kemudian hal yang harus kamu ketahui bahwa setiap seri dari mikrotik dicantumkan memiliki arti sendiri, bagaimana cara membacanya ? misalkan ada seri routerboard RB951, angka 9 menunjukan seri/kelas router, 5 menunjukan ethernet port dan SFP port, 1 menunjukkan jumlah wireless ethernet. Kemudian ada beberapa kode dibelakannya seperti
Mikrotik RB951
Contoh Produk Mikrotik

  • U - dilengkapi port USB
  • A- Advanced, biasanya diatas lisensi level 4
  • H - Hight Performance, processor lebih tinggi
  • R - dilengkapi wireless card embedded.
  • G - dilengkapi port ethernet Gigabit
  • 2nD – dual channel
Itulah sekilas pengenalan Router Mikrotik yang harus kamu ketahui,  semoga bermanfaat untuk kamu yang baru mau belajar atau berkenalan dengan mikrotik.  

KONFIGURASI DHCP SERVER DI ROUTER CISCO


DHCP (Dynamic Host Control Protocol) merupakan salah satu layanan dalam sebuah jaringan yang diguanakan untuk manajemen pengalamatan IP secara otomatis, hal ini tentu akan sangat memudahkan administrator jaringan untuk melakukan pengaturan alamat IP ke banyak host (sebagai DHCP Client) dengan mudah karena distribusi alamat IP akan diberikan oleh DHCP Server atau perangkat yang memberikan alamat IP kepada host yang tersambung. Perangkat yang dapat dijadikan sebagai DHCP Server adalah Komputer Server itu sendiri, Router, dan Access Point. Berikut adalah langkah-langkah konfigurasi DHCP Server untuk Router Cisco:

1. Buat topologi seperti pada gambar dibawah, 1 Router 1841 dihubungkan dengan Switch 2950-24 kemudian hubungkan Switch dengan PC dengan jumlah terserah kamu.
2. Buka jendela console (CLI) router, kemudian konfigurasi alamat IP terlebih dahulu dan aktifkan interface yang terhubung ke switch (pada tulisan ini menggunakan FastEthernet0/0)
            a. Masuk ke mode privileged dengan perintah enable
b. Masuk ke mode global config dengan perintah configure terminal (apabila terlalu panjang gunakan perintah conf t)
      
c. Masuk ke mode interface configuration dengan perintah interface fa0/0 (fa0/0 merupakan kepanjangan dari fastEthernet0/0 yaitu interface yang terhubung dengan switch)
d. Tetapkan alamat IP yang akan diberikan ke interface fa0/0 pada tulisan ini saya menggunakan alamat IP 192.168.100.1 dan subnet mask 255.255.255.0, maka untuk perintahnya adalah ip address 192.168.100.1 255.255.255.0
e. Aktifkan interface fa0/0 dengan perintah no shutdown

3. Kembali ke mode global config dengan menggunakan perintah exit, karena konfigurasi DHCP Server tersedia pada mode ini.

4. Untuk memulai konfigurasi DHCP Server gunakan perintan ip dhcp pool , untuk nama pool disini saya gunakan dhcp1,

5. Gunakan perintah network 192.168.100.0 255.255.255.0 untuk  menentukan network dan subnet mask yang akan digunakan untuk distribusi alamat IP,


6. Untuk memberikan ip gateway ke host gunakan perintah default-router 192.168.100.1.

7. Untuk memberikan alamat DNS server gunakan perintah dns-server ,

8. Keluar dari jendela console router, beralih ke konfigurasi PC. Masuk ke IP Configuration PC

9. Ubah mode IP Configuration menjadi DHCP, tunggu hingga proses requesting selesai dan close jendela IP configuration. Lakukan hal yang sama untuk PC1, PC2 dan PC yang lain (apabila ada).

10. Masuk ke command prompt PC kemudian lakukan tes koneksi ke alamat ip router dengan perintah ping 192.168.100.1, apabila hasilnya muncul seperti dibawah artinya konfigurasi DHCP Server dan DHCP Client telah berhasil.

11. Kembali ke console router, simpan konfigurasi dengan perintah write memory
Demikian itulah cara konfigurasi DHCP Server di router Cisco, apabila ada pertanyaan atau kritik dan saran silahkan tuliskan pada kolom komentar dibawah,  


Instalasi Debian Server di Virtual Box


Debian merupakan salah satu sistem operasi distribusi linux yang sangat populer diguanakan dalam pembelajaran jaringan, sering kali dijadikan mata lomba jaringan komputer tingkat lokal hingga nasional. Saking populernya banyak sekali artikel atau tulisan yang menjelaskan langkah-langkah instalasi hingga konfigurasi, namun hal ini tidak menjadikan halangan saya untuk menulis artikel ini. Berikut adalah cara atau langkaah-langkah melakukan instalasi sistem operasi debian 7.8.0 di virtual box.
1. buat virtual machine baru di virtual box, dengan kapasitas RAM yang disarankan semisal 1024 MB (1GB) dan harddisk 10 GB.






2. Mount master ISO Debian ke virtual box, setelah tampilan awal instalasi muncul pilih instalasi mode text, menurut saya instalasi mode text membantu agar proses tidak terlalu banyak memakan kapasitas RAM virtual machine.
3. Pilih bahasa yang digunakan untuk proses instal, disarankan untuk menggunakan English agar istilah-istilah dalam dunia komputer mudah dipahami.
4. Untuk teritorial tentukan agar di Indonesia, secara default tidak ditampilkan. Untuk mencari opsi indonesia masuk ke Other > Asia > Indonesia


5. Pilih bahasa yang akan digunakan dalam sistem, karena  sistem tidak menyediakan bahasa yang sesuai dengan teritorial yang telah dipilih sebelumnya.

6. Pilih type keyboard yang diguakan, dipasar Indonesia umumnya menggunakan keyboard American English yaitu QWERTY

7. Inputkan IP Address name server / DNS Server yang digunakan dalam jaringan yang tersambung nantinya ke debian, atau pada tahap ini bisa dibiarkan kosong.
8. Inputkan hostname/nama machine debian,  pada tahap ini sifatnya opsional, tetapi tidak boleh menggunakan spasi sebagai pemisah 2 kata atau lebih.
9. Inptukan domain yang berada pada jaringan sekitar machine debian, atau dapat dikosongkan apabila tidak tersedia.
10. Inputkan password user root, user root ini merupakan user dengan level yang paling tinggi di sistem operasi linux.

11. Kemudian inputkan lagi sebagai verifikasi password sebelumnya.
12. Buat akun user biasa yang tidak bertindak sebagai administrator (non-administrator), atau user yang tidak akan digunakan dalam proses konfigurasi debian. Pada tahap ini kamu dapat menginputkan full name.
13. Inputkan username yang dipakai untuk user baru yang sebelumnya dibuat, kalau pada tahap ini kamu hanya dapt menginputkan single name saja (tidak ada pemisah spasi).
14. Inputkan password untuk user non-administrator, lebih simple bisa disamakan dengan password root, tetapi untuk lebih aman kamu bisa bedakan dengan password root tetapi resikonya adalah jika lup password yang diinputkan.
15. Inputkan password yang sama untuk verifikasi.
16. Tentukan zona waktu sesuaikan dengan lokasi kamu,

17. Pilih mode partisi yang akan digunakan, kalau tidak ingin terlalu repot menghitung pembagian partisi dapat maka gunakan mode Guide. Apabila menginginkan pembagian yang tepat sesuai dengan kebutuhan maka gunakan mode manual, pada tulisan ini saya menggunakan mode manual.
18. Pilih harddisk yang akan dipartisi, kemudian konfimasi dengan memilih yes untuk melanjutkan proses partisi. kemudian konfirmasi dengan memilih Yes

19. Pilih ruang kosong/free space harddisk untuk mulai membuat partisi.
20. Mulai dengan membuat partisi baru pilih “create new partition” kemudian tentukan kapasitas, type, lokasi,  dan mount point partisi pertama (disini / artinya sebagai partisi root). Untuk melanjutkan pilih Done setting up the partition.





21. Pilih partisi kedua, partisi kedua akan dijadikan sebagai partisi /home dengan kapasitas 4 GB dan tipe partisi logical, lokasi partisi berada di begining.Pada proses partisi yang perlu diperhatikan adalah mount point dan file system yang digunakan serta kapasitas partisi.


22. kemudian untuk partisi ke 3 akan dibuar sebagai swap partition, ukuran swap adalah minimal 2x dari ukuran RAM machine, karena pada machine ini kapasitas RAM 1 GB maka untuk swap menjadi 2 GB atau lebih. Untuk mengubahnya ke swap adalah enter pada bagian use as, lalu pilih swap area.


23. Setelah ketiga partisi tersusun, kemudian proses formating partisi dan tunggu hingga proses formating dan instalasi sistem selesai.
24. Ditengah-tengah proses instalasi sistem debian akan memunculkan permohonan untuk insert dvd-2 dan dvd-3 untuk dibaca di package manager dan network mirror, pada tahap ini kamu bisa skip dengan memilih no, kmudian tunggu hingga konfigurasi apt selesai.
25. Debian akan menawarkan survey untuk kepentingan developing distribution sistemnya, kamu juga bisa skip dengan memilih no

26. Karena pada machine ini akan digunakan sebagai server cukup install standard system utilitynya saja, untuk menghilangkan atau memberikan tanda pada opsi lain gunakan tombol spasi. Kemudian continue dan tunggu hingga proses instalasi software selesai.
27. Konfirmasi untuk menginstal grub boot loader, gunakan pilihan yes.
28. Apabila instalasi selesai eject file iso debian dari virtual box. Periksa status file iso pada menu perangkat(device) > Drive Optik jika iso debian tidak bertanda check list (seperti gambar dibawah) artinya file iso telah keluar dari virtual machine. Setelah itu continue dan instalasi telah berhasil tuggu hingga system reboot.
29. Coba login dengan menggunakan user non-admin yang dibuat sebelumnya, pastikan tidak lupa dengan username dan password yang telah dikonfigurasikan. Ketika menginputkan password sistem sengaja menyembunyikan karakter yang di inputkan.
30. untuk masuk ke user admin gunakan perintah su, kemudian inputkan passwordnya.
Demikian cara untuk melakukan instalasi sistem operasi debian 7.8.0 pada virtual box, langkah-langkahnya tidak berbeda dengan instalasi langsung, hanya pada tahap persiapan pembuatan virtual machine-nya saja yang berbeda, terimakasih apabila sudah membaca dan memerhatikan dengan seksama tulisan ini, semoga bermanfaat bagi teman-teman semua.